ANALISIS
JURNAL
·
Topik / Tema : Bursa Saham Global, ASEAN dan Harga Komoditas
·
Judul :
Pengaruh Bursa Saham Global, ASEAN, dan Harga Komoditas
Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan, dan
Nilai Tukar EUR/USD
·
Nama Penulis : Dionysia Kowanda ¹
Sugiharti Binastuti²
Rowland Bismark Fernando Pasaribu³
Marina Ellim
·
Ringkasan Latar Belakang :
Fungsi pasar modal sebagai sarana
pengumpul dana untuk pengembangan usaha membuat pasar modal menjadi komponen
utama dalam perkembangan ekonomi. Dalam sejarahnya, pasar modal mampu
memundurkan atau memajukan perekonomian negara. Pada tahun 1929, para investor
menarik seluruh investasinya di pasar modal serta instrumen investasi non rill
lainnya. Penarikan tersebut membuat siklus ekonomi tidak dapat berjalan,
perusahaan berhenti beroperasi, dan distribusi produk tidak berjalan. Ditambah
dengan hilangnya kepercayaan masyarakat terhadap uang membuat uang tidak lagi
memiliki nilai sehingga terjadi great depression. Hal yang sama terjadi pada
tahun 1997, rupiah terdepresiasi jauh terhadap USD dan membuat pasar modal dan
lembaga pendanaan tidak dapat menjalankan fungsinya. Dalam kondisi stabil,
seperti tahun 2002 dengan dukungan pemerintah dan kebijakan baru pasar modal
mampu mengembangkan ekonomi. Terbukti dengan pencapaian point IHSG yang tinggi
pada tahun 2014 di level 5.000an di pasar modal Indonesia, sehingga dapat
disimpulkan bahwa pasar modal merupakan penunjang perekonomian suatu negara.
Perkembangan yang terjadi membuat semakin luasnya jalinan hubungan antarnegara.
Kemajuan teknologi membuat semakin
terlihatnya globalisasi yang menghilangkan batas antarnegara. Globalisasi
terjadi termasuk dalam aspek ekonomi, dimana trans aksi
ekonomis berkembang dengan terlibatnya pihak asing dalam sistem pendanaan
maupun perdagangan. Keterlibatan pihak asing dalam transaksi ekonomis membuat
adanya aliran dana asing yang masuk dan keluar dari dalam negeri. Sistem
ekonomi semakin berkembang, di mulai dari munculnya pemahaman akan integrasi
antarpasar modal masing-masing negara sampai hubungannya dengan nilai tukar
negara tersebut.
Penelitian terhadap Indeks Harga
Saham Gabungan (IHSG) merupakan hal penting. IHSG merupakan indeks yang dapat
digunakan untuk mengetahui kondisi pasar modal dalam suatu negara. Berdasarkan
penjelasan tersebut pasar modal merupakan salah satu elemen yang dapat
menunjang perekonomian suatu negara. Dengan demikian, mengetahui kondisi pasar
saham Indonesia dapat menjadi indikator untuk mengetahui perkembangan ekonomi
Indonesia. Penambahan variabel indeks bursa asing akan melihat pengaruh bursa
tersebut. Di mulai dari yang bertetangga yaitu ASEAN, serta yang berjauhan
namun diduga memiliki pengaruh terhadap ekonomi dunia seperti DJIA, FTSE, dan
NIKKEI, serta yang melakukan transaksi
perdagangan dengan Indonesia (SSEC).
Pemilihan ini akan mempermudah prediksi terhadap pergerakan perekonomian Indonesia
melalui Indeks pasar modal BEI. Penambahan variabel ekonomi secara global
seperti EUR/USD akan memberikan gambaran atas kondisi perekonomian dunia.
EUR/USD sebagai pasangan nilai tukar yang penting karena mencerminkan
perkembangan dua negara kapitalis terbesar di dunia. Dengan melihat efek yang
akan diberikan oleh pasar modal terhadap nilai tukar dapat ditemukan output
yang membantu prediksi pergerakan ekonomi melalui aliran dana dan uang beredar
yang melibatkan pihak asing. Pentingnya
peran nilai tukar dan indeks bursa saham terhadap perekonomian suatu negara
membuat penulis ingin mengetahui adakah hubungan antara faktor-faktor yang
diduga memiliki hubungan dengan nilai tukar dan indeks bursa saham di Indonesia
serta hubungan seperti apa yang terdapat diantara variabelvariabel
tersebut. Pemahaman akan faktor-faktor
yang mampu mempengaruhi perkembangan perekonomian suatu negara dapat dipahami
secara lebih spesifik. Penelitian ini akan menganalisis hubungan variabel-variabel
yang mempengaruhi harga saham di Bursa Efek Jakarta dan nilai tukar mata uang
EUR/ USD. Adapun variabel-variabel yang diduga memiliki pengaruh terhadap harga
saham dan nilai tukar adalah harga saham bursa global (DJIA, FTSE, NIKKEI 225,
dan SSEC), ASEAN (KLSE, STI, SET), dan harga komoditas utama (Emas, dan Minyak
Mentah).
·
Metode Penelitian yang digunakan :
Penelitian ini menggunakan model regresi linier berganda
untuk menguji kebenaran hipotesis. Permodelan ini akan menggunakan variabel indeks
harga saham gabungan dan nilai tukar EUR/USD sebagai variabel dependen dan
indeks DJIA, FTSE 100, Nikkei 225, SSEC, STI, SET, KLSE, harga emas, dan harga
minyak mentah sebagai variabel independen.
·
Hasil :
Penelitian ini menyimpulkan bahwa variabel indeks saham
Amerika (DJIA) berpengaruh terhadap IHSG, dengan implikasi positif. Hal ini
sejalan dengan penelitian terdahulu seperti Hartanto (2013), Mailangkay (2013),
Haryogo (2013), dan Sutanto (2013). Namun, tidak mendukung penelitian Mansur
(2005) yang menyimpulkan bahwa DJIA tidak berpengaruh terhadap IHSG. Implikasi
ini disebabkan oleh berlakunya teori contagion effect yaitu keadaan ekonomi
suatu negara akan mempengaruhi keadaan ekonomi negara lainnya. Kondisi ini
terjadi pada Indonesia karena perekonomian Indonesia dipengaruhi oleh kondisi
Amerika
Selain karena hubungan politik, hal ini lebih disebabkan
karena transaksi perdagangan yang dilakukan Indonesia dengan Amerika. Berbeda
dengan variabel Nikkei 225, penelitian ini menunjukkan hasil yang berbeda dari
penelitian terdahulu. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa variabel Nikkei
berimplikasi secara negatif terhadap IHSG sehingga penelitian ini tidak
mendukung penelitian Mansur (2005), Hartanto (2013), Mailangkay (2013), Sutanto
(2013), dan Astuti (2013). Sedangkan, Indeks saham Cina (SSEC) berimplikasi
negatif terhadap IHSG secara signifikan. Hal ini mendukung penelitian yang
dilakukan Tamara (2013) dan Hartanto (2013). Untuk variabel indeks saham
Singapura diperoleh hasil bahwa STI berimplikasi positif signifikan terhadap
IHSG, yang mendukung penelitian Tamara (2013).
Secara umum penelitian ini juga mendukung studi yang
dilakukan Pasaribu dan Kowanda (2013) bahwa dalam jangka panjang sebagian besar
bursa asing berpengaruh positif terhadap IHSG. Demikian juga halnya dengan
studi yang dilakukan Kowanda dan Pasaribu (2013), secara umum hasil penelitian
juga mendukung implikasi negatif bursa Nikkei 225 dan SSEC serta implikasi
positif bursa STI terhadap tingkat pengembalian investasi saham di Bursa Efek
Indonesia.
Penelitian ini tidak mendukung penelitian terdahulu pada
variabel minyak mentah. Pada penelitian ini diperoleh hasil negatif signifikan
sedangkan penelitian Silim (2013) menghasilkan implikasi positif signifikan.
Lain halnya dengan Sutanto (2013) yang mendapatkan hasil positif tidak
signifikan. Sedangkan, pengaruhnya terhadap nilai tukar EUR/USD penelitian ini
menemukan adanya hubungan positif signifikan, yang diperkuat dengan penelitian
Malliaris (2011), dimana minyak mentah dan emas berkolerasi dengan EUR/USD.
Untuk variabel harga emas, ditemukan adanya pengaruh negatif signifikan dengan
nilai tukar EUR/USD. Penelitian ini tidak mendukung penelitian Puktuanthong dan
Roll (2011), yang menghasilkan implikasi positif. Variabel lainnya, SSEC dan
NIKKEI berimplikasi positif signifikan terhadap nilai tukar EUR/USD. Sedangkan
FTSE 100 berimplikasi negatif signifikan.
·
Kesimpulan :
Simpulan
penelitian ini adalah variabel independen DJIA, FTSE 100, NIKKEI, SSEC, STI,
minyak mentah, dan harga emas berpengaruh signifikan terhadap IHSG dan nilai
tukar EUR/USD sehingga pasar modal dunia, pasar komoditas, dan pasar valuta
asing memiliki hubungan satu sama lain. Dalam penelitian ini, variabel DJIA,
NIKKEI, SSE, STI, dan minyak mentah berpengaruh signifikan terhadap IHSG,
sedangkan variabel Nikkei, SSEC, dan minyak mentah berimplikasi negatif.
Sementara itu, variabel FTSE 100, SSEC, NIKKEI, emas, dan minyak mentah berpengaruh
signifikan terhadap EUR/USD. Oleh karena itu, disimpulkan bahwa bursa saham
internasional dan pasar komoditas berpegaruh terhadap bursa saham dalam negeri
dan pasar valuta asing.
Sumber
: Jurnal Akuntansi dan Manajemen Tahun 1990. Vol.
25, No. 2, Agustus 2014. ISSN: 0853-1269.STIE YKPN
Yogyakarta.
Tulisan
ini untuk memenuhi tugas softskill Mata Kuliah Akuntansi Internasional
Nama : A.D.Mentari
Dosen : J.Barus, SE.,MMSI
UNIVERSITAS
GUNADARMA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar