Apa itu International Financial Reporting (IFRS) ?
IFRS
atau International Financial Reporting Standards and Practices diterbitkan
dalam bentuk buku yang memuat standar dan praktik internasional mengenai
pelaporan keuangan. IFRS merupakan standar akuntansi internasional yang disusun
oleh IASB 2(International Accounting Standard Board). IASB dahulu bernama
Komisi Standar Akuntansi Keuangan (IASC /International Accounting Standards
Committee). IASC merupakan lembaga independen untuk menyusun standar akuntansi
yang dikenal dengan Standar Akuntansi Internasional (IAS/International
Accounting Standards). Organisasi ini memiliki tujuan mengembangkan dan
mendorong penggunaan standar akuntansi global yang berkualitas tinggi, namun
dapat dipahami dan dapat diperbandingkan (Choi et al, 2005). IFRS diterbitkan sebagai
upaya untuk memperkuat arsitektur keuangan global dan mencari solusi jangka
panjang terhadap kurangnya transparansi informasi keuangan. Adapun tujuan
penerapan IFRS adalah:
1.
Memastikan
bahwa laporan keuangan internal perusahaan mengandung informasi berkualitas
tinggi.
2.
Transparansi
bagi pengguna laporan dan dapat dibandingkan sepanjang periode yang disajikan.
3.
Dapat
dihasilkan dengan biaya yang tidak melebihi manfaat untuk para pengguna.
4.
Meningkatkan
investasi
Tujuan IFRS adalah memastikan bahwa
laporan keuangan dan laporan
keuangan
interim perusahaan untuk periode-periode yang dimaksud dalam laporan keuangan
tahunan, mengandung informasi berkualitas tinggi yang transparan bagi para
pengguna dan dapat dibandingkan
sepanjang periode yang disajikan, menyediakan titik awal yang memadai untuk
akuntansi yang berdasarkan pada IFRS, dan dapat dihasilkan dengan biaya yang
tidak melebihi manfaat untuk para pengguna. Apabila suatu negara telah
menggunakan IFRS, maka negara tersebut telah mengadopsi sistem pelaporan
keuangan yang berlaku secara global sehingga memungkinkan masyarakat luas untuk
memahami tentang laporan keuangan perusahaan di negara tersebut. Mulai tahun
1994, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) telah memutuskan untuk melakukan
harmonisasi dengan standar akuntansi internasional dalam pengembangan standar
akuntansi di Indonesia. Dalam perkembangan selanjutnya, terjadi perubahan dari
harmonisasi ke adaptasi, kemudian menjadi adopsi dalam rangka konvergensi dengan
IFRS. Standar akuntansi keuangan akan terus direvisi secara berkesinambungan,
baik berupa penyempurnaan maupun penambahan standar baru sejak tahun 1994. 22 Dengan
mengadopsi IFRS, diharapkan dapat meningkatkan kualitas informasi laporan
tahunan perusahaan-perusahaan di Indonesia, memberikan kemudahan dalam memahami
dan membandingkan informasi pada laporan keuangan secara universal, serta
meningkatkan arus investasi global dan menurunkan biaya modal melalui pasar modal
global. Indonesia memiliki empat pilar standar akuntansi, yaitu standar akuntansi
keuangan, SAK-ETAP, standar akuntansi syariah, dan standar akuntansi pemerintahan.
IFRS hanya diadopsi untuk standar akuntansi keuangan.
Adopsi
IFRS di Indonesia
Harmonisasi
standar akuntansi dan pelaporan keuangan telah dianggap sebagai suatu hal yang
mendesak yang harus dilakukan oleh setiap negara berkembang termasuk Indonesia.
Manfaat utama yang diperoleh dari harmonisasi standar akuntansi dan pelaporan
keuangan adalah adanya pemahaman yang lebih baik atas laporan keuangan oleh
pengguna laporan keuangan yang berasal dari berbagai negara. Hal ini tentunya
memudahkan suatu perusahaan menjual sahamnya secara lintas negara atau lintas
pasar modal.
Berdasarkan
pengalaman negara-negara pengadopsi penuh IFRS, adopsi dilakukan dengan dua
cara, yaitu dengan cara sekaligus atau dengan pendekatan ‘big-bang’ dan dengan
cara gradual (Purba, 2010).
Pada
2011 tahap persiapan akhir dilakukan dengan menyelesaikan seluruh infrastruktur
yang diperlukan. Pada 2012 dilakukan penerapan pertama kali PSAK yang sudah
mengadopsi IFRS. Dengan mengadopsi IFRS ini, Indonesia diperkirakan akan
memperoleh manfaat sebagai berikut:
1.
Meningkatkan
kualitas standar akuntansi keuangan (SAK).
2.
Mengurangi
biaya SAK.
3.
Meningkatkan
kredibilitas dan kegunaan laporan keuangan.
4.
Meningkatkan
komparabilitas pelaporan keuangan.
5.
Meningkatkan
transparansi keuangan.
6.
Menurunkan
biaya modal dengan membuka peluang penghimpunan dana melalui pasar modal.
7.
Meningkatkan
efisiensi penyusunan laporan keuangan.
Menurut Dewan Standar Akuntansi
Keuangan (DSAK), tingkat pengadopsian
IFRS dapat dibedakan menjadi lima tingkat:
1. Full Adoption
Suatu
negara mengadopsi seluruh standar IFRS dan menerjemahkan IFRS sama persis ke
dalam bahasa yang negara tersebut gunakan.
2. Adopted
Program
konvergensi PSAK ke IFRS telah dicanangkan IAI pada Desember 2008. Adopted maksudnya
adalah mengadopsi IFRS namun disesuaikan dengan kondisi di negara tersebut.
3. Piecemeal
Suatu
negara hanya mengadopsi sebagian besar nomor IFRS yaitu nomor standar tertentu
dan memilih paragraf tertentu saja.
4. Referenced
(convergence);
Sebagai referensi, standar yang diterapkan hanya mengacu pada IFRS tertentu
dengan bahasa dan paragraf yang disusun sendiri oleh badan pembuat standar.
5. Not adopted at all
Suatu
negara sama sekali tidak mengadopsi IFRS. Terdapat dua macam strategi adopsi dalam
melakukan konvergensi IFR yaitu big bang strategy dan gradual strategy. Big
bang strategy mengadopsi penuh IFRS secara langsung tanpa melalui
tahapan-tahapan tertentu. Strategi ini dapat digunakan oleh negara-negara maju.
Sedangkan untuk gradual strategy, adopsi IFRS dilakukan secara bertahap.
Strategi ini biasa digunakan oleh negara-negara berkembang seperti Indonesia.
Indonesia melakukan konvergensi IFRS dengan melalui tiga tahapan, yaitu:
a) Tahap Adopsi (2008-2011), dalam
tahap ini seluruh IFRS diadopsi ke PSAK, mempersiapkan infrastruktur yang
diperlukan, dan melakukan evaluasi terhadap PSAK yang berlaku.
b) Tahap Persiapan Akhir (2011), dalam
tahap ini dilakukan penyelesaian terhadap persiapan infrastruktur yang
diperlukan. Selanjutnya, dilakukan penerapan secara bertahap beberapa PSAK
berbasis IFRS.
c) Tahap Implementasi (2012), berhubungan
dengan aktivitas penerapan PSAK berbasis IFRS per 1 Januari 2009 secara penuh,
kecuali IFRS 1, IAS 41, dan IFRC 15. Kemudian dilakukan evaluasi terhadap
dampak penerapan PSAK secara komprehensif.
Pengungkapan Pelaporan Keuangan
Perusahaan Sebelum dan Setelah IFRS
Sebelum IFRS
Sejak 2004, profesi akuntan di
Indonesia telah melakukan harmonisasi antara PSAK (Indonesian GAAP) dan
IFRS. Konvergensi IFRS diharapkan akan tercapai pada 2012. Walaupun IFRS masih
belum diterapkan secara penuh saat ini, persiapan dan kesiapan untuk
menyambutnya akan memberikan daya saing tersendiri untuk entitas bisnis di
Indonesia. Dengan kesiapan adopsi IFRS sebagai standar akuntansi global yang
tunggal, perusahaan Indonesia akan siap dan mampu untuk bertransaksi, termasuk
merger dan akuisisi (M&A), lintas negara. Tercatat sejumlah akuisisi lintas
negara telah terjadi di Indonesia, misalnya akuisisi Philip Morris terhadap
Sampoerna (Mei 2005), akuisisi Khazanah Bank terhadap Bank Lippo dan Bank Niaga
(Agustus 2005), ataupun UOB terhadap Buana (Juli 2005). Sebagaimana yang
dikatakan Thomas Friedman, “The World is Flat”, aktivitas M&A lintas
negara bukanlah hal yang tidak lazim. Karena IFRS dimaksudkan sebagai standar
akuntansi tunggal global, kesiapan industri akuntansi Indonesia untuk
mengadopsi IFRS akan menjadi daya saing di tingkat global. Inilah keuntungan
dari mengadopsi IFRS (IAI, 2008).
Sesudah
IFRS
Indonesia
telah melakukan adopsi penuh IFRS mulai 1 Januari 2012. Namun penerapan IFRS
telah dimulai secara bertahap dengan penerapan 19 PSAK dan 7 ISAK baru yang
telah mengadopsi IAS/IFRS mulai 1 Januari tahun 2010. 2 Konvergensi IFRS ini
merupakan salah satu kesepakatan pemerintah Indonesia sebagai anggota forum
G-20. Seperti di negara-negara lain, masih menjadi perdebatan dan pertanyaan
penelitian penting apakah penerapan IFRS di Indonesia dapat meningkatkan
kualitas informasi akuntansi.
Dibawah ini terdapat Tabel perbedaan antara pelaporan
keuangan perusahaan sebelum dan setelah penerapan IFRS.
Sesudah
IFRS
|
Sebelum
IFRS
|
Komponen laporan keuangan
lengkap terdiri atas :
|
Komponen laporan keuangan lengkap
terdiri atas :
|
- Laporan posisi keuangan (neraca)
- Laporan laba rugi komprehensif
- Laporan perubahan ekuitas
- Laporan arus kas
- Catatan atas laporan keuangan
- Laporan posisi keuangan
komparatif awal periode dan penyajian retrospektif terhadap penerapan
kebijakan akuntansi
|
- Neraca
- Laporan laba rugi
- Laporan perubahan ekuitas
- Laporan arus kas
- Catatan atas laporan keuangan
|
Pengungkapan dalam Laporan Posisi
Keuangan (Neraca)
- Aset
Aset tidak lancar
Aset lancar
- Ekuitas
Ekuitas yang dapat diatribuskan ke
pemilik entitas induk
Hak non pengendali
- Liabilitas
Liabilitas jangka panjang
Liabilitas jangka pendek
|
Pengungkapan dalam Laporan Posisi
Keuangan (Neraca)
-Aset
Aset tidak lancar
Aset lancar
-Ekuitas
Ekuitas yang dapat diatribuskan ke
pemilik entitas induk
Hak non pengendali
-Liabilitas
Liabilitas jangka panjang
Liabilitas jangka pendek
|
Penyajian liabilitas jangka
panjang yang akan dibiayai kembali
- Liabilitas jangka panjang
disajikan sebagai liabilitas jangka pendek jika akan jatuh tempo dalam 12
bulan meskipun perjanjian pembiayaan kembali sudah selesai periode pelaporan
dan sebelum penerbitan laporan keuangan.
|
Penyajian liabilitas jangka
panjang yang akan dibiayai kembali
- Tetap disajikan sebagai
liabilitas jangka panjang
|
Pengakuan dan pengukuran
- Biaya historis
- Biaya sekarang ( apa yang harus
dibayar hari ini untuk mendapatkan aset. Ini sering diperoleh dalam penilaian
yang sama dengan nilai wajar)
- Nilai realisasi (jumlah kas yang
dapat diperoleh saat ini jika aset dilepas)
- Nilai wajar
- Pengakuan pendapatan
- Pengakuan beban
- Pengungkapan penuh
|
Pengakuan dan pengukuran
- Biaya historis
- Pengakuan pendapatan
- Pengakuan beban
- Pengungkapan penuh
|
PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN
TERBAIK DI INDONESIA TAHUN 2015
Laporan
keuangan merupakan laporan tertulis yang memberikan informasi kuantitatif
tentang posisi keuangan dan perubahan-perubahannya, serta hasil yang dicapai
selama periode tertentu. Laporan keuangan dapat dijadikan media yang dapat
dipakai untuk meneliti kondisi kesehatan perusahaan, dimana laporan keuangan
tersebut terdiri dari neraca, perhitungan rugi laba, ikhtisar laba ditahan dan
laporan posisi keuangan.
Pengertian
laporan keuangan menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK): Laporan keuangan
adalah bagian dari proses pelaporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi
neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan yang dapat
disajikan dalam berbagai cara seperti, misalnya : sebagai laporan arus kas,
atau laporan arus dana, catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang
merupakan bagian integral ari laporan keuangan. Di samping itu juga ternasuk
skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misal :
informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh
perubahan harga (Ikatan Akuntansi Indonesia, 2009).
A. Annual Report Award (ARA) Tahun 2014 –Diselenggarakan
pada tanggal 22 September 2015-
Otoritas
Jasa Keuangan (OJK) mengumumkan penghargaan kepada perusahaan dengan laporan
keuangan terbaik dalam ajang tahunan Annual Report Award (ARA) 2014 pada
tanggal 22 September 2015 bertempat di Hotel Ritz Carlton Pacific Place,
Jakarta.
ARA 2014 merupakan penyelenggaraan yang ke-14, dengan mengangkat tema
“Akuntabilitas dan Transparansi Informasi untuk Memenangkan Persaingan Bisnis
dalam Era Integrasi Ekonomi ASEAN”. Sejalan dengan tema ini, kualitas
keterbukaan informasi dalam laporan tahunan diharapkan dapat terus meningkat
untuk dapat menunjang pencapaian pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Dengan
perbaikan dalam transparansi informasi, yang merupakan salah satu pilar GCG
diyakini akan meningkatkan kesadaran perusahaan untuk menerapkan pengelolaan
perusahaan dengan baik serta meningkatkan kesiapan perusahaan di Indonesia
untuk bersaing, tidak hanya di lingkup nasional, tetapi juga di kawasan
regional dan bahkan secara global.
Sebagaimana yang selama ini telah dilakukan, ARA terselenggara atas kerjasama 7
(tujuh) instansi penyelenggara, yaitu Otoritas Jasa Keuangan, Kementerian BUMN,
Bank Indonesia, Direktorat Jenderal Pajak, Komite Nasional Kebijakan
Governance, PT. Bursa Efek Indonesia, dan Ikatan Akuntan Indonesia.
Berikut daftar lengkap pemenang ARA 2014 (Diselenggarakan
pada tanggal 22 September 2015):
-
Juara
Umum BUMN Non Keuangan PT Aneka Tambang (Persero) Tbk
-
Pemenang
kategori BUMN KEUANGAN LISTED :
1. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
2. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero)
Tbk
3. PT Bank Tabungan Negara(Persero) Tbk
-
Pemenang
kategori BUMN NON KEUANGAN LISTED :
1. PT Aneka Tambang (Persero) Tbk
2. PT Semen Indonesia (Persero) Tbk
3. PT Telekomunikasi Indonesia
(Persero) Tbk
-
Pemenang
kategori BUMN KEUANGAN NON LISTED :
1. PT Asuransi Jasa Indonesia (Pesero)
2. Perum Jaminan Kredit Indonesia
3. PT TASPEN (Persero)
-
Pemenang
kategori BUMN NON KEUANGAN NON LISTED :
1. PT Pertamina (Persero)
2. PT Angkasa Pura II (Persero)
3. PT Bio Farma (Persero)
-
Pemenang
kategori PRIVATE KEUANGAN LISTED :
1. PT Bank Victoria International Tbk
2. PT Bank Central Asia Tbk
3. PT Adira Dinamika Multifinance Tbk
-
Pemenang
kategori PRIVATE NON KEUANGAN LISTED :
1. PT Wijaya Karya BetonTbk
2. PT ElnusaTbk
3. PTAKR CorporindoTbk
-
Pemenang
kategori PRIVATE KEUANGAN NON LISTED :
1. PT BNI Syariah
2. PT Bank Syariah Mandiri
3. PT Bank Mayora
-
Pemenang
kategori PRIVATE NON KEUANGAN NON LISTED :
1. PT Pupuk Kalimantan Timur
2. PT Pelayanan Listrik Nasional Batam
3. PT Garuda Maintenance Facility
Aeroasia
-
Pemenang
kategori BUMD LISTED :
1. PT Bank DKI
2. PT Bank Pembangunan Daerah Jawa
Barat dan Banten Tbk
3. PT Bank Pembangunan Daerah Nusa
Tenggara Timur
-
Pemenang
kategori BUMD NON LISTED :
1. PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera
Selatan dan Bangka Belitung
2. PT Bank Pembangunan Daerah Jawa
Tengah
3. PT Bank Pembangunan Daerah
Kalimantan Barat
-
Pemenang
kategori DANA PENSIUN :
1. Dana Pensiun Bank Indonesia
2. DPLKPT Bank Mandiri (Persero) Tbk
3. Dana Pensiun Bank Rakyat Indonesia.
Kriteria Penilaian Laporan Keuangan Terbaik diantaranya
meliputi :
Peserta ARA 2014 berjumlah 294peserta yang terdiri dari 274 perusahaan, 17 Dana
Pensiun dan 3 Bank Perkreditan Rakyat. Jumlah peserta meningkat 13%
dibandingkan peserta tahun lalu yaitu 261 perusahaan. Apabila dilihat
perkembangan peserta sejak pertama kali ARA diselenggarakan tahun 2002 hingga
saat ini, maka mengalami peningkatan sampai dengan 227%.Peserta ARA 2014 ini
terbagi dalam 11 Kategori yaitu:
1. BUMN Non Keuangan Non Listed
2. BUMN Non Keuangan Listed
3. BUMN Keuangan Non Listed
4. BUMN Keuangan Listed
5. Private Non Keuangan Non Listed
6. Private Non Keuangan Listed
7. Private Keuangan Non Listed
8. Private Keuangan Listed
9. BUMD Non Listed
10. BUMD Listed
11. Dana Pensiun
Penilaian ARA 2014 terdiri dari 8 kriteria penilaian kualitas informasi dalam
laporan tahunan, khususnya menyangkut aspek transparansi dan GCG dengan bobot
masing-masing sebagai berikut :
1.
Umum
: Bobot keseluruhan untuk klasifikasi ini sebesar 2%
2.
Ikhtisar
Data Keuangan Penting : Bobot keseluruhan untuk klasifikasi ini sebesar 5%
3.
Laporan
Dewan Komisaris dan Direksi : Bobot keseluruhan untuk klasifikasi ini sebesar
3%
4.
Profil
Perusahaan : Bobot keseluruhan untuk klasifikasi ini sebesar 8%
5.
Analisa
dan pembahasan manajemen atas kinerja perusahaan : Bobot keseluruhan untuk
klasifikasi ini sebesar 22%
6.
Good
Corporate Governance : Bobot keseluruhan untuk klasifikasi ini sebesar 35%
7.
Informasi
keuangan : Bobot keseluruhan untuk klasifikasi ini sebesar 20%
8.
Lain-lain
: Bobot keseluruhan untuk klasifikasi ini sebesar +/- 5%
Praktik good corporate governance
(+5%) yang melebihi kriteria, seperti:
a) Terdapat surat pernyataan tanggung
jawab manajemen atas Laporan Keuangan bagi Perusahaan non Tbk
b) Menyampaikan Laporan
Keberlanjutan/CSR yang disusun berdasarkan standar yang berlaku secara internasional
(GRI Sustainability Reporting Guidelines).
Praktik bad corporate governance (-5%) yang tidak
diatur dalam kriteria seperti:
a) Adanya laporan sebagai perusahaan
yang mencemari lingkungan;
b) Perkara penting yang sedang dihadapi
oleh perusahaan, entitas anak, anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris
yang sedang menjabat yang tidak diungkapkan dalam Laporan Tahunan;
c) Ketidakpatuhan dalam pemenuhan
kewajiban perpajakan dan ketidaksesuaian penyajian laporan keuangan dengan SAK.
Sumber :
Lea Emilia
Farida dan Sirajudin. Tinjauan Terhadap Konvergensi IFRS (International Financial Reporting Standarts)
dengan PSAK (Pedoman Standar Akuntansi Keuangan) di Indonesia.
Nur
Cahyonowati, 2012. “Adopsi IFRS dan
Relevansi Nilai Informasi Akuntansi” Universitas Diponegoro. JURNAL
AKUNTANSI DAN KEUANGAN, VOL. 14, NO. 2, NOVEMBER 2012: 105-115. 2014
Silviana,
2014. tingkat pengungkapan dan dampak dari
adanya konvergensi IFRS. Universitas
Atma Jaya Jogyakarta.
Tulisan ini untuk memenuhi tugas
softskills mata kuliah Akuntansi Internasional.
Ditulis oleh : A. D. Mentari
Dosen
: J.
Barus, SE., MMSI.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar